Followers

Friday 12 October 2012

* Hakikat Kehidupan *



Adakala,
Hati merintih derita,
Jiwa menangis sedih,
Akal mengeluh letih..

Namun,
Hakikat kehidupan tidak akan berubah,
Yang perlu diubah,
Adalah diri yang menghadapinya..

Hati memilih jalan,
Akal memulakan langkah,
Iman meluruskan arah..


Sertailah setiap langkahku ya Rabbi..


Ya ALLAH, kesukaran merentas mehnahMU, membuatkan aku lebih tegar berdiri, meniti & mencari  redhaMU yang satu.. Jadikan kesukaranku ini sebagai tarbiyyah di sebalik ilusi, tidak tersingkap oleh tadbir akal & kecetekan ilmu..


walaupun aku kalah, namun aku tidak rebah


Ya Rabbi,
Alihkan kegetiran ini resapnya jauh ke bumi,
Jauhnya melangit tinggi,
Dalamnya sejurang gunung,
Tidak terlihat di majazi..

Tuhan,
anugerahkanlah iman untuk menghadapi setiap cubaan yang menanti,
Mudahkan rantai perjuangan ini,
Selantera aku merindui kasihMU yang tidak berbelah bahagi..

Duhai si gadis berblog biru,
Memberilah tanpa mengharapkan balasan,
Memberi dengan rasa kasih akan mampu tersenyum walau pemberianmu tidak pernah dihargai,
Memberi kemaafan dengan penuh keikhlasan,
Memberi dengan rasa lapang hati walaupun balasannya hanya dilukai,
Hidup kita hanya sebentar ,
kematian yang abadi,
Hidupkanlah kematian dalam diri untuk hidup yang abadi,
Abadi dalam mengejar cinta abadi..


Alirkan kegetiran ini jauhnya meresap ke penghujung sana


Duhai Atiqah,
Tinggi manalah ego kita dibandingkan agungnya dia.. Besar manalah terkilan kita dengan celuparnya mulut & gelagat seorang manusia dibandingkan dengan besarnya derhaka kita kepada DIA.. Banyak manalah kebaikan kita yang tidak dihargai jika dibandingkan dengan banyak benar nikmatNYA yang kita tidak syukuri.. Yang memaafkan, yang mula menghulurkan kedamaian, walau kalah di mata insan, walau hina di mata syaitan, walau ditertawa kawan & lawan, percayalah, kau tetap yang tertinggi di sisi Ar-Rahman, Yang Maha Cinta.. 


Lari dari masalah, bukan jalan penyelesaian




Sunday 7 October 2012

Harga Sebuah KESABARAN


Kata seorang teman, "Perasaan yang Allah hadirkan itu bukan untuk dilayan hatta jiwamu akan terkorban.." Allah, sungguh mendalam pesanannya.. Lalu, saat itu, saya cuba bangun dari "fatrah hazan".. Cuba untuk cari natijah di sebalik pesanan sahabat saya itu.. Setiap masa perasaan "hazan" itu cuba untuk kembali semula pada saya, namun, atas rasa tanggungjawab pada diri saya sendiri, saya katakan padanya, SAY NO TO SAD!



Lalu, untuk memujuk hati saya, saya buka kisah-kisah para sahabat, kisah-kisah para ulama & kisah-kisah sejarah.. 

Dan, terjumpa satu kisah yang begitu menyentuh hati.. Berkat kesabarannya, serta berkat sisipkan ketaqwaan dalam setiap perkara, ALLAH anugerahkan sesuatu yang istimewa dalam hidupnya..


Ayuh, kita baca sama-sama!!!


Ada seorang pemuda yang bertakwa, tetapi dia sangat lurus. Suatu hari, dia belajar dengan seorang syaikh. Setelah lama menuntut ilmu, sang syaikh menasihati dia dan teman - temannya : "Kalian tidak boleh menjadi beban orang lain. Sesungguhnya, seorang alim yang menadahkan tangannya kepada orang-orang berharta, tak ada kebaikan dalam diri-nya. Pergilah kalian semua dan bekerjalah dengan pekerjaan ayah kalian masing- masing. Sertakanlah selalu ketakwaan kepada Allah dalam menjalankan pekerjaan tersebut." 

Maka pergilah pemuda tadi menemui ibunya lantas bertanya: "Ibu, apakah pekerjaan yang dulu dikerjakan oleh ayahku?" Sambil bergetar ibunya menjawab: "Ayahmu sudah meninggal. Apa urusanmu dengan pekerjaan ayahmu?" Si pemuda ini terus memaksa agar diberitahu, tetapi si ibu selalu mengelak. Namun akhirnya si ibu terpaksa berbicara juga, dengan nada jengkel dia berkata: "Ayahmu itu dulu seorang pencuri"! 

Pemuda itu berkata: "Guruku memerintahkan kami murid-muridnya untuk bekerja seperti pekerjaan ayahnya dan dengan ketakwaan kepada Allah dalam menjalankan pekerjaan tersebut." 

Ibunya menyela: "Hai, apakah dalam pekerjaan mencuri itu ada ketakwaan?" Kemudian anaknya yang begitu polos menjawab: "Ya, begitu kata guruku." 

Lalu dia pergi bertanya kepada orang-orang dan belajar bagaimana para pencuri itu melakukan aksinya. Sekarang dia mengetahui teknik mencuri. Inilah saatnya beraksi. Dia menyiapkan alat-alat mencuri, kemudian solat Isya' dan menunggu sampai semua orang tidur. Kemudiannya, dia keluar rumah untuk menjalankan profesi ayahnya, seperti perintah sang guru (syaikh). 

Dimulailah dengan rumah jirannya. Saat hendak masuk ke dalam rumah dia ingat pesan syaikhnya agar selalu bertakwa. Padahal mengganggu tetangga tidaklah termasuk takwa. Akhirnya, rumah tetangga itu ditingalkannya. 

Ia lalu melewati rumah lain, dia berbisik pada dirinya: "Ini rumah anak yatim, dan Allah memperingatkan agar kita tidak memakan harta anak yatim". 

Dia terus berjalan dan akhirnya tiba di rumah seorang pedagang kaya yang tidak ada penjaganya. Orang-orang sudah tahu bahwa pedagang ini memiliki harta yang melebihi keperluannya. "Ha, di sini", gumamnya. Pemuda tadi memulai aksinya. Dia berusaha membuka pintu dengan kunci-kunci yang disiapkannya. Setelah berhasil masuk, rumah itu ternyata besar dan banyak kamarnya. Dia mengelilingi di dalam rumah tersebut, sampai menemukan tempat penyimpanan harta. Dia membuka sebuah kotak, didapatinya emas, perak dan wang tunai dalam jumlah yang banyak. Dia tergoda untuk mengambilnya. Lalu dia berkata: "Eh, jangan, syaikhku berpesan agar aku selalu bertakwa. Barangkali pedagang ini belum mengeluarkan zakat hartanya. Kalau begitu, sebaiknya aku keluarkan zakatnya terlebih dahulu." 


Dia mengambil buku-buku catatan di situ dan menghidupkan lentera kecil yang dibawanya. Sambil membuka lembaran buku-buku itu dia menghitung. Dia memang pandai berhitung dan berpengalaman dalam pembukuan. Dia hitung semua harta yang ada dan memperkirakan berapa zakatnya. Kemudia dia pisahkan harta yang akan dizakatkan. Dia masih terus menghitung dan menghabiskan waktu berjam-jam. Saat menoleh, dia lihat fajar telah menyingsing. Dia berbicara sendiri: "Ingat takwa kepada Allah! Kau harus melaksanakan shalat dulu!" Kemudian dia keluar menuju ruang tengah rumah, lalu berwudhu di bilik air untuk menunaikan solat sunat. 

Tiba-tiba tuan rumah itu terbangun. Dilihatnya dengan penuh kehairanan, ada lentera kecil yang menyala. Dia lihat pula kotak hartanya dalam keadaan terbuka dan ada orang sedang melakukan solat. Isterinya bertanya: "Apa ini?" Dijawab suaminya: "Demi Allah, aku juga tidak tahu." Lalu dia menghampiri pencuri itu: "Kurang ajar, siapa kau dan ada apa ini?" Si pencuri berkata: "Solat dulu, baru bicara. Pergilah berwudhu' lalu solat bersama. Tuan rumahlah yang berhak jadi imam". 

Karena kuatir pencuri itu membawa senjata si tuan rumah menuruti kehendaknya. Tetapi wallahua'lam bagaimana dia boleh solat. Selesai solat dia bertanya: "Sekarang, cuba ceritakan, siapa kau dan apa urusanmu?" Dia menjawab: "Saya ini pencuri". "Lalu apa yang kau perbuat dengan buku-buku catatanku itu?", tanya tuan rumah lagi. Si pencuri menjawab: "Aku menghitung zakat yang belum kau keluarkan selama enam tahun. Sekarang aku sudah menghitungnya dan juga sudah aku pisahkan agar kau dapat memberikannya pada orang yang berhak", Hampir saja tuan rumah itu dibuat gila karena terlalu kehairanan. Lalu dia berkata: "Hai, ada apa denganmu sebenarnya. Apa kau ini gila?" Mulailah si pencuri itu bercerita dari awal. Dan setelah tuan rumah itu mendengar ceritanya dan mengetahui ketepatan serta kepandaiannya dalam menghitung, juga kejujuran kata-katanya, juga mengetahui manfaat zakat, dia pergi menemui isterinya. 

Mereka berdua mempunyai seorang puteri. Setelah keduanya berbicara, tuan rumah itu kembali menemui si pencuri, kemudian berkata: "Bagaimana sekiranya kalau kau aku nikahkan dengan puteriku. Aku akan angkat engkau menjadi waris dan juru hitungku. Kau boleh tinggal bersama ibumu di rumah ini. Kau kujadikan sahabat bisnesku." Ia menjawab: "Aku setuju." Dan, berkahwinlah pemuda itu dengan anak saudagar kaya itu..

Allah3...!!!Hebatnya hikmah bersabar.. Dan yang paling penting, hebatnya TUHAN kita! Andai, kita utamakan DIA dalam semua perkara , nescaya DIA juga akan mendampingi kita selalu.. Lihatlah, pemuda tersebut, setiap saat dia ingat ALLAH, hatta dalam keadaan bermazmumah.. Lantaran itu, satu kejaiban muncul hasil perbuatan si pemuda tersebut.. Berganda-ganda kebaikan yang dia dapat hasil daripada berkat kesabaran jua ketakwaannya..


"Sesuatu yang diimpikan tidak selalu menjadi kenyataan"

 -Bicara sang pemimpi-

Friday 5 October 2012

Erti di sebalik sebuah HARAPAN

Bismillahirrahmanirrahim.

Alhamdulillah, masih terus diberi nikmat dalam menaburi ilham di hamparan seni Azzukruf. Semoga ianya bernilai Ibadah. Amin.

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan.
Setelah titisan air mata pasti ada senyuman
Dan
 setelah malam pasti akan datang siang.
Sesungguhnya awan kelabu kesedihan pasti berlalu,
pekatnya malam kesusahan pasti tersingkap, segala masalah pasti teratasi
dan
segala bencana pasti akan berakhir dengan izin Allah s.w.t."

Seusai solat maghrib tadi, saya tergerak untuk mengadakan liqo’muhasabah diri bersama adik bongsu saya. [Itu sahaja teman yang saya ada di waktu ini..Memandangkan, yang lain semuanya ke masjid..][Minggu ni minggu adik-adik saya yang berada di asrama pulang ke rumah] Barangkali, ada hikmah liqo’ saya kali ini Allah takdirkan dengan si kecil berusia 13 tahun.

"Ketahuilah adikku, engkau jua sebahagian daripada amanahku..."

Perkara pertama saya sentuhkan padanya adalah tentang diri kami sendiri, iaitu WANITA.  Kenapa saya bawakan isu ini? Kerana…..Saya nak adik saya betul-betul menghargai dirinya sebagai seorang muslimah! Saya mengharapkan dia benar-benar memahami bahawa dirinya bukan sekadar seorang wanita, namun lebih kepada seorang MUSLIMAH.

Sebaik-baik perhiasan dunia adalah WANITA SOLEHAH

Cukup menyedihkan apabila melihat wanita-wanita di luar sana semakin meruntun akhlak mereka. Maka, saya terfikir untuk menyedarkan adik saya tentang pentingnya ajaran Islam sedari kecil lagi. Tatkala ini, saya tertarik untuk cuba mempraktikkan "melenturi buluh biarlah daripada rebungnya". Semoga Allah mendengarnya ;)

Lalu, saya katakan pada sik kecil ini, “…adik [panggilannya di rumah, jelous betul, hi3], mak dan abah dah didik kita dengan didikan yang betul. Jadi, bila mak dan abah suruh adik solat, suruh adik makan dengan elok, suruh adik buat kerja sekolah, suruh adik tutup aurat dan suruh mcm2 lagi, adik jangan lawan! Itu semua untuk kebaikan adik di masa hadapan….”

Saya lihat, dia hanya merenung ke bawah. Entah apa yang difikirkan tatkala itu.. Mungkin tidak sangka yang kakaknya akan berbicara soal itu. Kebiasaannya, kami lebih suka bercakap tentang hal yang berkaitan dengan kerja sekolahnya, aktiviti di sekolahnya, kawan2nya..

Saya katakan lagi padanya, …."adik perlu bersyukur dengan kehidupan adik sekarang…Ada mak, ada abah, ada kakak, ada abang, ada rumah, ada kereta, ada makanan yang cukup..& bla..bla..” Saya sungguh2 tekankan tentang hal ini kerana saya nak adik saya benar2 menjadi seorang hamba yg bersyukur ! Biarlah sedari kecil, dia mengenal apa itu erti bersyukur!

Saya ajak adik saya renung same2 hakikat apa yang terjadi pada dunia sekarang ini. Di hospital sudah beribu-ribu orang menderita sakit, di penjara beribu-ribu orang ditahan, di rumah sakit jiwa ramai orang yang kehilangan akal, di palestin ramai yang mati menderita kelaparan, & bla..bla..

Maka, saya nak dia tahu bahawa dia di usia ini masih selamat, terlindung dalam keadaan baik, tenteram, aman dan damai. Sambung saya lagi .."Bersyukurlah kepada Allah atas segala nikmatNya ya adik.Janganlah banyak menghabiskan waktu adik dengan perkara2 yang tidak diredhai oleh Allah….” Harap dia mengerti kerana saya kira usianya waktu ini sudah mumayyiz, sudah tahu membeza di antara yang baik dan yang buruk.

Untuk menghidupkan lagi suasana liqo’ kami, saya bacakan padanya sepotong ayat Al-Quran dari surah An-Nahl, ayat 97 :

"Sesiapa yang beramal soleh, dari lelaki atau perempuan,
Sedang dia beriman, maka sesungguhnya Kami akan
Menghidupkan dia dengan kehidupan yang baik dan
sesungguhnya Kami akan membalas mereka, dengan
memberikan pahala yang lebih dari apa yang mereka
telah kerjakan".


Saya nak adik saya faham dan tahu apa itu erti ganjaran di sisi Allah s.w.t. Saya katakan padanya, jika kita buat baik, Allah bagi ganjaran, Allah bagi pahala, Allah bagi syurga. Semoga dia mengerti tentang semua ini..

Dan untuk akhirnya, saya tinggalkan sedikit pesanan untuk si kecil ini, mudah-mudahan dia memahami apa yang ingin saya cuba sampaikan sebenarnya..


Ketahuilah duhai adikku sayang, kita kini umpama berdiri di satu pelabuhan kehidupan, sedang menunggu kapal yang akan membawa kita ke destinasi terakhir di sebuah dataran besar, iaitu akhirat yang lebih kekal. Duhai adikku, tingkatkanlah ketaatan kepada Allah dan RasulNya. Carilah apa yang menyenangkan Allah bagi memungkinkan kita meraih komoditi yang tidak terbanding nilaiannya. Adikku sayang, percayalah.. Kita semua punya harapan untuk AL-JANNAH! Yakni syurga yang tersedia untuk golongan yang benar-benar beriman dan bertaqwa kepada Allah..


Demi Allah, atas kasih sayang aku kepadamu duhai adikku, aku sampaikan semua ini.. Hanya kerna, aku ingin dikau merasai bagaimana hakikat HALAWATUL IMAN di dunia waima di akhirat!




Kita sibuk, lantaran waktu yang suntuk..
Kita celaru, lantaran waktu yang cemburu..
Kita kecamuk, lantaran waktu yang kalut..
Kita bebas, lantaran waktu yang pantas..

Namun hakikatnya..

Allah hanya minta waktu lima kali sahaja
Sehari semalam untukNya..
Allah hanya panggil bila azan berbunyi,
Juga Cuma lima kali sehari semalam..
Allah hanya minta waktu bila-bila perlu untuk kita berdoa kepadaNya..
Allah hanya minta waktu bila kita lapang untuk kita menambah amalan
menghadapNya..

Jadi mengapa persis Allah member waktu yang tidak cukup..
Sedangkan waktu itu adalah milik Allah seluruhnya..

Tepuk dada, berbicaralah dengan IMAN masing-masing..

Thursday 4 October 2012

DOA itu pengubah takdir!

[Entry ni ditype pada malam 28 ramadhan / 16 ogos 2012 di microsof word sebab tak de connection internet masa tu.. Terlupa nak publish, baru hari ni teringat nak publish :) ]


“Bersinarlah dikau laksana gemerlapnya bebintang dan 
jangan kuatirkan kesedihan dan kegelapan yang datang..”


Alhamdulillah, Terima kasih Tuhan, kerana rahmatMU, untai-untaian nikmatMU masih dapat ku rasa, nafas yang Engkau pinjamkan untuk aku  terus hidup di muka bumiMU ini, kaki yang Engkau anugerahkan masih mampu untuk ku teruskan berjalan meredah permukaan dataran mencari IlmuMU, dan pelbagai nikmatMU lagi yang ku kira masih belum terbalas untuk aku menunjukkan erti syukur atas semuanya. Maafkan aku Rabbbi! Izinkan aku untuk terus bernafas agar aku berkesempatan untuk membalas semua kesyukuran itu..

Selamat Hari Lahir untuk pemilik blog ini :) Semoga dipanjangkan umur di dalam beramal Ibadah, dimurahkan rezeki senantiasa yang halalan lagi toyyiba & berjaya di dunia lagi-lagi di akhirat. Eh lagi satu, semoga dipertemukan dengan jodoh yang soleh :) [Jom amin banyak2! hehe]

SANAH HELWAH ATIQAH! 


Alhamdulillah, ini kali ke 2 tarikh ulang tahun kelahiran saya jatuh dalam bulan Ramadhan, bulan rahmat dan bulan segala bulan.


Alhamdulillah, Terima kasih buat mereka yang memberi ucapan pada saya! Walaupun sejujurnya, saya masih menunggu ucapan daripada segelintir insan yang agak bermakna dalam hidup saya. Sahabat yang susah dan senang bersama sebelum ini, yang sering memberi semangat pada saya, memberi kekuatan pada saya, juga insan yang pernah menyulam ukhwah bersama saya. Namun, saya pujuk hati saya, tiadalah apa-apa makna pada sebuah ucapan. Justeru, terima kasih yang sudi memberi ucapan serta doa pada saya.  Sangat menghargai doa kalian! 

Harapan saya, semoga apa yang kalian doakan untuk saya itu, Allah kembalikan doa-doa itu pada kalian! Sungguh, secara jujur memang rasa gembira apabila membaca ucapan-ucapan dari kalian, itu menandakan kalian menghargai saya dalam hidup saya, meraikan apa yang berlaku dalam hidup saya. Namun, itu lebih kepada perasaan halus di hujung hati saya. Perasan yang lebih buat saya sebak ialah apabila saya membaca doa-doa kalian itu. InsyAllah, doa-doa itu saya harapkan agar Allah kembalikan kepada kalian! Semoga Allah mendengarnya!!




Sabda Rasulullah SAW : “Sesungguhnya Allah SWT mencintai orang-orang yang terus menerus berdoa.” 
[Hadith riwayat Al-Auza’i]




Salam penuh kasih sayang bersulam keampunan saya titipkan buat dua insan yang begitu bermakna dalam hidup saya, seorang bagaikan nyawa, seorang lagi umpama jiwa yang setia menelan segala perit, menahan setiap pedih membesarkan seorang insan sehina saya di dunia ini. Kerana redha mereka yang menjadi jambatan saya melangkah merentasi bumi Tuhan dalam mencari seribu satu kerahmatan yang tiada terlihat dek mata tidak tergapai dek tangan. Terima kasih mak! Terima kasih abah! Anak kalian sudah dewasa, namun dia masih mengharap doa serta redha kalian hingga hujung nafasnya!


Sempena hari ulang tahun kelahiran saya kali ini, saya ingin menghadiahkan sebuah kisah sebagai peringatan kepada diri saya, mahupun sesiapa yang terbaca entry ini. Satu kisah yang berlaku antara Malaikat dan Penciptanya. Semoga kita sama-sama dapat merasai ibrahnya :)

Al-kisah.......



Kali pertama bumi ini diciptakan, bumi ini selalu bergoyang, bergoncang dan tidak berputar dengan stabil malah tidak berputar pada paksinya. Perkara ini merunsingkan para malaikat lalu para malaikat menghadap Allah SWT…


   “Wahai Rabb Yang Maha Mengetahui, mengapa bumi ini bergoyang?” Tanya para malaikat.


   “Kerana belum dipaku.” Jawab Allah singkat.


   “Lalu, bagaimana Engkau memaku bumi wahai Rabb?” Tanya para malaikat lagi.


   “Aku akan menciptakan gunung-ganang.” Jawab Allah.


Setelah itu, Allah terus menciptakan gunung-ganang di berbagai belahan bumi. Apa yang terjadi adalah sememangnya benar setelah diciptakannya gunung-ganang, bumi pun diam kemudian berputar sesuai pada paksinya. Maka kemudian gunung pun dikenali sebagai paku bumi yang diciptakan Allah SWT.


Paku merupakan benda keras yang dibuat dari besi. Setelah Allah menciptakan paku bumi iaitu gunung-ganang, kemudian para malaikat pun bertanya lagi.


“Ya Rabb, adakah yang lebih kuat dari paku?”


“Ada!” Jawab Allah. “Iaitu api, yang dengan panasnya dapat melehkan besi”


“Adakah yang lebih kuat lagi selain api Ya Rabb?” Tanya malaikat lagi.


“Ada! Yakni air yang dapat memadamkan api.” Jawab Allah lagi.


“Jadi Ya Rabb, adakah yang lebih kuat lagi selain air?” Sambung malaikat.


“Ada! Iaitu angin, yang kerananya dapat membawa air ke mana pun ia menghembus.” Jawab Allah lagi.


Tapi Ya Rabb, adakah yang lebih kuat dari semua itu (gunung, api, air, angin)?” Malaikat bertanya lagi.


“Ada! Iaitu nafas hambaku yang berdoa kepadaku. Kerana sesungguhnya DOA itu mampu mengubah takdir.” Demikian Allah SWT menjelaskan.

Doa itu senjata orang mukmin!

Saya amat tertarik dengan penjelasan akhir dari Allah, yakni, “DOA itu mampu mengubah takdir”.  Dan saya cuba jadikan prinsip dalam hidup saya. Mulakan sesuatu dan akhirkan sesuatu dengan doa. Namun, jika kita memohon sesuatu dan dikurniakan yang lain dari dipinta, usah mudah mengeluh, percayalah, Allah sentiasa mengurniakan apa yang hambaNYA minta pada masa yang sesuai. Yakinlah kalian, tidak semestinya apa yang kita inginkan itu adalah apa yang kita perlu. Dia lebih mengetahui. Teruslah berdoa tanpa ragu dan mengeluh. Duri hari ini mungkin bunga untuk hari esok. Allah mengurniakan pilihan terbaik kepada mereka yang menyerahkan ketentuan kepadaNya.

Untuk akhirnya, Selamat beribadah di bulan Ramadhan, khususnya di akhir bulan Ramadhan ini. Semoga kalian dapat meraih ganjaran2 yang tiada di bulan lain! Ramadhan yang sama, natijah yang berbeza. Salam sayang!


Kita bangga apabila pakaian kita cantik dari yang lain
Kita selesa apabila kita berada di atas dari yang lain
Kita teruja apabila kita lebih berjaya dari orang lain
Kita suka apabila kita terima lebih dari yang lain

Namun kita terlupa..

Mungkin pakaian itu tiada untuk yang lain,
Tetapi rezeki dari pinjaman Allah SWT
Mungkin kedudukan itu bukan untuk yang lain,
Tetapi rezeki pinjaman dari Allah SWT
Mungkin kejayaan itu belum untuk yang lain,
Tetapi rezeki pnjaman dari Allah SWT
Mungkin anugerah itu tidak untuk yang lain,
Tetapi rezeki pinjaman dari Allah SWT

Tidak salah untuk kita menikmati segala
PemberianNYA dengan tawa dan gembira.

Namun…
Jangan sesekali dibiarkan yang lain berduka dan nestapa tanpa terbela.






Wednesday 3 October 2012

Ayuh sifirkan EGO!

Bismillahirrahmanirrahim.

Semoga saya dan kalian sentiasa di dalam rahmat Ilahi.

Semua orang ada perasaan marah! Biarpun kadang-kadang penyebabnya hanya sekecil-kecil perkara sahaja.  Tapi, itulah mehnah serta cubaan daripada Allah. Dia mengharapkan agar kita mampu mengawal kemarahan tersebut, namun...! Kebanyakkannya, gagal mengawalnya..



Sifat pemarah itu berasal daripada sifat sombong (ego). Lagi besar ego seseorang lagi besar marahnya. Ini berkaitan pula dengan kedudukan seseorang. Kalau tinggi kedudukan seseorang, besar pangkatnya, banyak hartanya, ramai pengikutnya, maka akan tinggilah ego seseorang dan akan menjadi-jadilah pemarahnya. Sebaliknya jikalau kurang segalanya, maka akan kuranglah egonya dan akan kurang jugalah pemarahnya.



Sifat pemarah ini ada pada hampir semua orang seperti juga hasad dengki. Kenapa kita mesti marah ? 

Telah berkata Mujahid di dalam sebuah bait syair [Takdir Allah telah putus dan takdir Allah telah terjadi. Kurangkan bercakap dari kata-kata "Barangkali" dan "Kalau".]

Setiap kelemahan dan kesilapan manusia adalah ujian untuk kita. Allah mahu melihat bagaimana sabarnya kita dan malunya kita kepada Allah dengan mengucapkan " Inna lillahi wainna lillahi raji'un.". 

Pernah ditanya Ahnaf bin Qais, bagaimana dia boleh mengekalkan sifatnya yang lemah lembut itu. Ahnaf menjawab : " Aku belajar dengan Qais bin Asim iaitu pada satu hari sedang berehat-rehat, masuk hambanya membawa panggang besi yang berisi daging panggang yang masih panas. Belum sempat daging itu diletakkan dihadapan Qias, tanpa sengaja besi pemanggang yang panas itu jatuh terkena anak kecil Qais. Menjerit-jeritlah si anak, kesakitan dan kepanasan sehingga meninggal dunia. Qais yang melihat peristiwa itu dengan tenang berkata kepada hambanya yang sedang pucat dan menunggu hukuman " Aku bukan sahaja tidak marah kepada kamu tetapi muali hari ini aku akan membebaskan kamu." Begitulah sopan santunn! ya dan pemaafnya Qais bin Asim" Kata Ahnaf mengakhiri ceritanya.

Bukannya Qais tidak menyayangi anaknya tetapi Qais memandang segala kejadian itu adalah dari Allah. Jikalau dia bertindak memarahi hambanya, maka hakikatnya dia memarahi Allah. Dia redha dengan ujian yang ditimpakan kepadanya. Tidak ada di dalam kamus hidupnya perkataan kalau atau barangkali. Hatinya tidak terasa dia " tuan" kerana apa yang ada padanya dirasakan amanah dari Allah. Yang bila sampai ketikanya Allah akan ambil kembali. Kita mesti ubati hati kita. Kita kita mesti membuangkan rasa rasa "ketuanan" kita yang menyebabkan kita menjadi pemarah dengan melakukan mujahadatun nafsi.



Bagaimana caranya?

1) Mula-mula kita perlu malu dengan Allah s. w. t akan segala tindak-tanduk kita. Allah memerhatikan segala perlakuan dan sikap biadab kita.

2) Bila datang rasa hendak marah, ingatlah kita ini hanyalah manusia yang hina.

3) Banyakkan berdiam diri dan berdoa kepada Allah agar Allah selamatkan kita daripada sifat marah.

4) Hendaklah ingat kesan daripada sifat marah itu mungkin akan membawa kepada permusuhan dan pembalasan dendam dari orang yang anda marahi.

5) Cuba bayangkan betapa buruknya rupa kita ketika kita sedang marah. Ianya lebih buruk daripada perlakuan seekor binatang jikalau kita di dalam keadaan yang marah.





6) Apabila datang marah, banyakkan baca Ta'awwuz ( A'uzubillahi minas Syaitanirrajim ) kerana marah itu datangnya daripada syaitan.

7) Apabila marah sedang memuncak, ambil wudhu kerana wudhu dapat menenangkan api kemarahan yang sedang membara.

8) Jikalau tidak boleh hilang marah dengan hal tersebut di atas, hendaklah tidur. Kerana ianya akan meredakan perasaan marah apabila bangkit daripada tidur.




9) Tauhid kita perlu tepat. Setiap sesuatu itu datangnya dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Kenapa kita perlu marah?? 



Maka, apa yang saya dapat kongsikan, Kalau kita bersalah, kita tidak suka orang memarahi kita. Maka begitulah orang lain yang melakukan kesilapan, juga tidak suka dimarahi. Tegurlah dengan lemah lembut dan kasih sayang. Islam telah menyediakan pelbagai uslub untuk memperbetulkan keadaan tanpa mewujudkan kemarahan! Andai kita terlalu marah, habis segala sifat kita akan keluar. Masa itulah orang akan nampak bagaimana diri kita pada hakikatnya. 

Maka sifirnya, redhalah dengan setiap ujian dari Dia! Nescaya kita semua akan bahagia!!~ ;)

OPSSS, satu lagi sifir yang dapat saya kongsikan, kalau rasa mcam dah nak marah sangat tuu, selain beristiqfar, cuba senyum sesenyumnya! meleret pun tak peee, tanda mengubat hati! TRY IT! ;)