Followers

Sunday 7 October 2012

Harga Sebuah KESABARAN


Kata seorang teman, "Perasaan yang Allah hadirkan itu bukan untuk dilayan hatta jiwamu akan terkorban.." Allah, sungguh mendalam pesanannya.. Lalu, saat itu, saya cuba bangun dari "fatrah hazan".. Cuba untuk cari natijah di sebalik pesanan sahabat saya itu.. Setiap masa perasaan "hazan" itu cuba untuk kembali semula pada saya, namun, atas rasa tanggungjawab pada diri saya sendiri, saya katakan padanya, SAY NO TO SAD!



Lalu, untuk memujuk hati saya, saya buka kisah-kisah para sahabat, kisah-kisah para ulama & kisah-kisah sejarah.. 

Dan, terjumpa satu kisah yang begitu menyentuh hati.. Berkat kesabarannya, serta berkat sisipkan ketaqwaan dalam setiap perkara, ALLAH anugerahkan sesuatu yang istimewa dalam hidupnya..


Ayuh, kita baca sama-sama!!!


Ada seorang pemuda yang bertakwa, tetapi dia sangat lurus. Suatu hari, dia belajar dengan seorang syaikh. Setelah lama menuntut ilmu, sang syaikh menasihati dia dan teman - temannya : "Kalian tidak boleh menjadi beban orang lain. Sesungguhnya, seorang alim yang menadahkan tangannya kepada orang-orang berharta, tak ada kebaikan dalam diri-nya. Pergilah kalian semua dan bekerjalah dengan pekerjaan ayah kalian masing- masing. Sertakanlah selalu ketakwaan kepada Allah dalam menjalankan pekerjaan tersebut." 

Maka pergilah pemuda tadi menemui ibunya lantas bertanya: "Ibu, apakah pekerjaan yang dulu dikerjakan oleh ayahku?" Sambil bergetar ibunya menjawab: "Ayahmu sudah meninggal. Apa urusanmu dengan pekerjaan ayahmu?" Si pemuda ini terus memaksa agar diberitahu, tetapi si ibu selalu mengelak. Namun akhirnya si ibu terpaksa berbicara juga, dengan nada jengkel dia berkata: "Ayahmu itu dulu seorang pencuri"! 

Pemuda itu berkata: "Guruku memerintahkan kami murid-muridnya untuk bekerja seperti pekerjaan ayahnya dan dengan ketakwaan kepada Allah dalam menjalankan pekerjaan tersebut." 

Ibunya menyela: "Hai, apakah dalam pekerjaan mencuri itu ada ketakwaan?" Kemudian anaknya yang begitu polos menjawab: "Ya, begitu kata guruku." 

Lalu dia pergi bertanya kepada orang-orang dan belajar bagaimana para pencuri itu melakukan aksinya. Sekarang dia mengetahui teknik mencuri. Inilah saatnya beraksi. Dia menyiapkan alat-alat mencuri, kemudian solat Isya' dan menunggu sampai semua orang tidur. Kemudiannya, dia keluar rumah untuk menjalankan profesi ayahnya, seperti perintah sang guru (syaikh). 

Dimulailah dengan rumah jirannya. Saat hendak masuk ke dalam rumah dia ingat pesan syaikhnya agar selalu bertakwa. Padahal mengganggu tetangga tidaklah termasuk takwa. Akhirnya, rumah tetangga itu ditingalkannya. 

Ia lalu melewati rumah lain, dia berbisik pada dirinya: "Ini rumah anak yatim, dan Allah memperingatkan agar kita tidak memakan harta anak yatim". 

Dia terus berjalan dan akhirnya tiba di rumah seorang pedagang kaya yang tidak ada penjaganya. Orang-orang sudah tahu bahwa pedagang ini memiliki harta yang melebihi keperluannya. "Ha, di sini", gumamnya. Pemuda tadi memulai aksinya. Dia berusaha membuka pintu dengan kunci-kunci yang disiapkannya. Setelah berhasil masuk, rumah itu ternyata besar dan banyak kamarnya. Dia mengelilingi di dalam rumah tersebut, sampai menemukan tempat penyimpanan harta. Dia membuka sebuah kotak, didapatinya emas, perak dan wang tunai dalam jumlah yang banyak. Dia tergoda untuk mengambilnya. Lalu dia berkata: "Eh, jangan, syaikhku berpesan agar aku selalu bertakwa. Barangkali pedagang ini belum mengeluarkan zakat hartanya. Kalau begitu, sebaiknya aku keluarkan zakatnya terlebih dahulu." 


Dia mengambil buku-buku catatan di situ dan menghidupkan lentera kecil yang dibawanya. Sambil membuka lembaran buku-buku itu dia menghitung. Dia memang pandai berhitung dan berpengalaman dalam pembukuan. Dia hitung semua harta yang ada dan memperkirakan berapa zakatnya. Kemudia dia pisahkan harta yang akan dizakatkan. Dia masih terus menghitung dan menghabiskan waktu berjam-jam. Saat menoleh, dia lihat fajar telah menyingsing. Dia berbicara sendiri: "Ingat takwa kepada Allah! Kau harus melaksanakan shalat dulu!" Kemudian dia keluar menuju ruang tengah rumah, lalu berwudhu di bilik air untuk menunaikan solat sunat. 

Tiba-tiba tuan rumah itu terbangun. Dilihatnya dengan penuh kehairanan, ada lentera kecil yang menyala. Dia lihat pula kotak hartanya dalam keadaan terbuka dan ada orang sedang melakukan solat. Isterinya bertanya: "Apa ini?" Dijawab suaminya: "Demi Allah, aku juga tidak tahu." Lalu dia menghampiri pencuri itu: "Kurang ajar, siapa kau dan ada apa ini?" Si pencuri berkata: "Solat dulu, baru bicara. Pergilah berwudhu' lalu solat bersama. Tuan rumahlah yang berhak jadi imam". 

Karena kuatir pencuri itu membawa senjata si tuan rumah menuruti kehendaknya. Tetapi wallahua'lam bagaimana dia boleh solat. Selesai solat dia bertanya: "Sekarang, cuba ceritakan, siapa kau dan apa urusanmu?" Dia menjawab: "Saya ini pencuri". "Lalu apa yang kau perbuat dengan buku-buku catatanku itu?", tanya tuan rumah lagi. Si pencuri menjawab: "Aku menghitung zakat yang belum kau keluarkan selama enam tahun. Sekarang aku sudah menghitungnya dan juga sudah aku pisahkan agar kau dapat memberikannya pada orang yang berhak", Hampir saja tuan rumah itu dibuat gila karena terlalu kehairanan. Lalu dia berkata: "Hai, ada apa denganmu sebenarnya. Apa kau ini gila?" Mulailah si pencuri itu bercerita dari awal. Dan setelah tuan rumah itu mendengar ceritanya dan mengetahui ketepatan serta kepandaiannya dalam menghitung, juga kejujuran kata-katanya, juga mengetahui manfaat zakat, dia pergi menemui isterinya. 

Mereka berdua mempunyai seorang puteri. Setelah keduanya berbicara, tuan rumah itu kembali menemui si pencuri, kemudian berkata: "Bagaimana sekiranya kalau kau aku nikahkan dengan puteriku. Aku akan angkat engkau menjadi waris dan juru hitungku. Kau boleh tinggal bersama ibumu di rumah ini. Kau kujadikan sahabat bisnesku." Ia menjawab: "Aku setuju." Dan, berkahwinlah pemuda itu dengan anak saudagar kaya itu..

Allah3...!!!Hebatnya hikmah bersabar.. Dan yang paling penting, hebatnya TUHAN kita! Andai, kita utamakan DIA dalam semua perkara , nescaya DIA juga akan mendampingi kita selalu.. Lihatlah, pemuda tersebut, setiap saat dia ingat ALLAH, hatta dalam keadaan bermazmumah.. Lantaran itu, satu kejaiban muncul hasil perbuatan si pemuda tersebut.. Berganda-ganda kebaikan yang dia dapat hasil daripada berkat kesabaran jua ketakwaannya..


"Sesuatu yang diimpikan tidak selalu menjadi kenyataan"

 -Bicara sang pemimpi-

No comments:

Post a Comment