Kata seorang teman, "Perasaan yang Allah hadirkan itu bukan untuk dilayan hatta jiwamu akan terkorban.." Allah, sungguh mendalam pesanannya.. Lalu, saat itu, saya cuba bangun dari "fatrah hazan".. Cuba untuk cari natijah di sebalik pesanan sahabat saya itu.. Setiap masa perasaan "hazan" itu cuba untuk kembali semula pada saya, namun, atas rasa tanggungjawab pada diri saya sendiri, saya katakan padanya, SAY NO TO SAD!
Lalu, untuk memujuk hati saya, saya buka kisah-kisah para sahabat, kisah-kisah para ulama & kisah-kisah sejarah..
Dan,
terjumpa satu kisah yang begitu menyentuh hati.. Berkat kesabarannya,
serta berkat sisipkan ketaqwaan dalam setiap perkara, ALLAH anugerahkan
sesuatu yang istimewa dalam hidupnya..
Ayuh, kita baca sama-sama!!!
Ada
seorang pemuda yang bertakwa, tetapi dia sangat lurus. Suatu hari, dia
belajar dengan seorang syaikh. Setelah lama menuntut ilmu, sang syaikh
menasihati dia dan teman - temannya : "Kalian
tidak boleh menjadi beban orang lain. Sesungguhnya, seorang alim yang
menadahkan tangannya kepada orang-orang berharta, tak ada kebaikan dalam
diri-nya. Pergilah kalian semua dan bekerjalah dengan pekerjaan ayah
kalian masing- masing. Sertakanlah selalu ketakwaan kepada Allah dalam
menjalankan pekerjaan tersebut."
Maka pergilah pemuda tadi menemui ibunya lantas bertanya: "Ibu, apakah pekerjaan yang dulu dikerjakan oleh ayahku?" Sambil bergetar ibunya menjawab: "Ayahmu sudah meninggal. Apa urusanmu dengan pekerjaan ayahmu?"
Si pemuda ini terus memaksa agar diberitahu, tetapi si ibu selalu
mengelak. Namun akhirnya si ibu terpaksa berbicara juga, dengan nada
jengkel dia berkata: "Ayahmu itu dulu seorang pencuri"!
Pemuda itu berkata: "Guruku
memerintahkan kami murid-muridnya untuk bekerja seperti pekerjaan
ayahnya dan dengan ketakwaan kepada Allah dalam menjalankan pekerjaan
tersebut."
Ibunya menyela: "Hai, apakah dalam pekerjaan mencuri itu ada ketakwaan?" Kemudian anaknya yang begitu polos menjawab: "Ya, begitu kata guruku."
Lalu
dia pergi bertanya kepada orang-orang dan belajar bagaimana para
pencuri itu melakukan aksinya. Sekarang dia mengetahui teknik mencuri.
Inilah saatnya beraksi. Dia menyiapkan alat-alat mencuri, kemudian solat
Isya' dan menunggu sampai semua orang tidur. Kemudiannya, dia keluar
rumah untuk menjalankan profesi ayahnya, seperti perintah sang guru
(syaikh).
Dimulailah dengan rumah jirannya. Saat hendak masuk ke dalam rumah dia ingat pesan syaikhnya agar selalu bertakwa. Padahal mengganggu tetangga tidaklah termasuk takwa. Akhirnya, rumah tetangga itu ditingalkannya.
Ia lalu melewati rumah lain, dia berbisik pada dirinya: "Ini rumah anak yatim, dan Allah memperingatkan agar kita tidak memakan harta anak yatim".
Dia
terus berjalan dan akhirnya tiba di rumah seorang pedagang kaya yang
tidak ada penjaganya. Orang-orang sudah tahu bahwa pedagang ini memiliki
harta yang melebihi keperluannya. "Ha, di sini", gumamnya. Pemuda tadi
memulai aksinya. Dia berusaha membuka pintu dengan kunci-kunci yang
disiapkannya. Setelah berhasil masuk, rumah itu ternyata besar dan
banyak kamarnya. Dia mengelilingi di dalam rumah tersebut, sampai
menemukan tempat penyimpanan harta. Dia membuka sebuah kotak,
didapatinya emas, perak dan wang tunai dalam jumlah yang banyak. Dia
tergoda untuk mengambilnya. Lalu dia berkata: "Eh, jangan, syaikhku
berpesan agar aku selalu bertakwa. Barangkali pedagang ini belum mengeluarkan zakat hartanya. Kalau begitu, sebaiknya aku keluarkan zakatnya terlebih dahulu."
Dia
mengambil buku-buku catatan di situ dan menghidupkan lentera kecil yang
dibawanya. Sambil membuka lembaran buku-buku itu dia menghitung. Dia
memang pandai berhitung dan berpengalaman dalam pembukuan. Dia hitung
semua harta yang ada dan memperkirakan berapa zakatnya. Kemudia dia
pisahkan harta yang akan dizakatkan. Dia masih terus menghitung dan
menghabiskan waktu berjam-jam. Saat menoleh, dia lihat fajar telah
menyingsing. Dia berbicara sendiri: "Ingat takwa kepada Allah! Kau harus melaksanakan shalat dulu!" Kemudian dia keluar menuju ruang tengah rumah, lalu berwudhu di bilik air untuk menunaikan solat sunat.
Tiba-tiba
tuan rumah itu terbangun. Dilihatnya dengan penuh kehairanan, ada
lentera kecil yang menyala. Dia lihat pula kotak hartanya dalam keadaan
terbuka dan ada orang sedang melakukan solat. Isterinya bertanya: "Apa ini?" Dijawab suaminya: "Demi Allah, aku juga tidak tahu." Lalu dia menghampiri pencuri itu: "Kurang ajar, siapa kau dan ada apa ini?" Si pencuri berkata: "Solat dulu, baru bicara. Pergilah berwudhu' lalu solat bersama. Tuan rumahlah yang berhak jadi imam".
Karena
kuatir pencuri itu membawa senjata si tuan rumah menuruti kehendaknya.
Tetapi wallahua'lam bagaimana dia boleh solat. Selesai solat dia
bertanya: "Sekarang, cuba ceritakan, siapa kau dan apa urusanmu?" Dia menjawab: "Saya ini pencuri". "Lalu apa yang kau perbuat dengan buku-buku catatanku itu?", tanya tuan rumah lagi. Si pencuri menjawab: "Aku
menghitung zakat yang belum kau keluarkan selama enam tahun. Sekarang
aku sudah menghitungnya dan juga sudah aku pisahkan agar kau dapat
memberikannya pada orang yang berhak", Hampir saja tuan rumah itu dibuat gila karena terlalu kehairanan. Lalu dia berkata: "Hai, ada apa denganmu sebenarnya. Apa kau ini gila?"
Mulailah si pencuri itu bercerita dari awal. Dan setelah tuan rumah itu
mendengar ceritanya dan mengetahui ketepatan serta kepandaiannya dalam
menghitung, juga kejujuran kata-katanya, juga mengetahui manfaat zakat,
dia pergi menemui isterinya.
Mereka
berdua mempunyai seorang puteri. Setelah keduanya berbicara, tuan rumah
itu kembali menemui si pencuri, kemudian berkata: "Bagaimana
sekiranya kalau kau aku nikahkan dengan puteriku. Aku akan angkat
engkau menjadi waris dan juru hitungku. Kau boleh tinggal bersama ibumu
di rumah ini. Kau kujadikan sahabat bisnesku." Ia menjawab: "Aku setuju." Dan, berkahwinlah pemuda itu dengan anak saudagar kaya itu..
Allah3...!!!Hebatnya
hikmah bersabar.. Dan yang paling penting, hebatnya TUHAN kita! Andai,
kita utamakan DIA dalam semua perkara , nescaya DIA juga akan
mendampingi kita selalu.. Lihatlah, pemuda tersebut, setiap saat dia
ingat ALLAH, hatta dalam keadaan bermazmumah.. Lantaran itu, satu
kejaiban muncul hasil perbuatan si pemuda tersebut.. Berganda-ganda kebaikan
yang dia dapat hasil daripada berkat kesabaran jua ketakwaannya..
"Sesuatu yang diimpikan tidak selalu menjadi kenyataan" |
-Bicara sang pemimpi-
No comments:
Post a Comment